Minggu, 15 Oktober 2017

Membangkitkan Kembali Pabrik Ketawa Di Kota Semarang



Membangkitkan Kembali Pabrik Ketawa
§  Siapkan Lakon ''Si Manis Jembatan Mberok''
MESKI hanya bertahan empat tahun (1980-1984), keberadaan Srimulat Semarang menggoreskan kenangan mendalam terutama bagi para pencinta lawak di Kota ATLAS.
Kala itu, Manthang, Indri, Nunung, Ruspentil, dan Bejo hampir setiap malam mengisi agenda hiburan di Taman Hiburan Rakyat (THR) Tegalwareng (sekarang TBRS).
Sejak kelompok tersebut bubar, para personel Srimulat Semarang praktis bagai anak ayam kehilangan induknya. Bintang-bintang tamu, seperti Bambang Panuroto, Narimo, Bambang Gentholet, Margono (Gogon), Subur, ataupun Gendon memilih kembali ke tempat asalnya, Srimulat Surabaya dan Solo, atau mereguk manisnya panggung hiburan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Sementara itu, pelawak lokal terpecah ke dalam kelompok-kelompok kecil yang tak memiliki kejelasan manajemen. Manthang misalnya, memilih bersolo karier. Namun, setelah tak sanggup nglawak sendirian, dia bergabung dengan Ruspentil, Bejo, dan Jayeng. Demikian halnya dengan Indri, Yana, Nunung, dan Bejo berusaha mendirikan kelompok baru bernama Selaras.
Satu dasawarsa kemudian, tepatnya 5 Februari 1994, para mantan personel Srimulat Semarang berinisiatif ngumpulke balung pisah dengan mendirikan Aneka Ria Semarang (ARS).
Dalam perkembangannya, wadah baru tersebut belum mampu mengembalikan kejayaan mereka sebelumnya. Sejauh itu, ARS baru menjadi sekadar ajang reuni.
Semangat revivalis itu menemukan momentumnya dengan keinginan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip menghidupkan kembali ragam kesenian ataupun kelompok kesenian yang pernah eksis di Semarang. Tentu saja, Srimulat Semarang adalah satu dari sekian kelompok kesenian yang dimaksud.
Namun, mengingat lisensi brand Srimulat telah berada di tangan pelawak Kadir, nama tersebut tidak mungkin digunakan kembali. Untuk itu, satu-satunya jalan adalah dengan tetap menggunakan nama ARS.
Beberapa waktu lalu, ARS mengadakan pentas besar di "tobong" lama mereka, Gedung TBRS, dengan lakon Hantu Kota Lama. Pentas yang difasilitasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang itu berlangsung sukses. Beberapa pelawak berkelas nasional ikut memberikan dukungan, antara lain Basuki, Thukul Arwana, Marwoto, dan Gogon.
Dedengkot ARS Ruspentil berharap, Hantu Kota Lama menjadi momentum kebangkitan kembali Srimulat Semarang. Menindaklanjuti kesuksesan tersebut, saat ini ARS tengah menyiapkan pementasan berikutnya dengan lakon Si Manis Jembatan Mberok (SMJM).
Menurut rencana, lakon garapan Ruspentil itu akan dipentaskan secara spektakuler dengan panggung tiga dimensi. Jika tidak ada halangan, SMJM akan mengambil lokasi di halaman Balai Kota Semarang pada 17 Juli mendatang.
Selaku sutradara ditunjuk Totok Pamungkas. Sama seperti pementasan sebelumnya, SMJM akan menghadirkan beberapa pelawak Ibu Kota. Selain itu, sesuai dengan skenario, aparat Polwiltabes Semarang dan kesenian barongsai juga akan dilibatkan.

DOK: SUARA MERDEKA 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar